Ironi Keadilan: Dokter Gaza Dipenjara, Pemimpin Genosida Dijamu

Reza Noormansyah
Pengurus MSPI.

Keadilan seharusnya menjadi fondasi utama dalam tatanan dunia, tetapi realitas yang kita saksikan justru menunjukkan sebaliknya. Penangkapan Dr. Hussam Abu Safiya oleh militer Israel menjadi gambaran betapa keadilan seringkali hanya menjadi ilusi. Dr. Abu Safiya, seorang dokter yang mengabdikan hidupnya untuk menyelamatkan nyawa di Rumah Sakit Kamal Adwan, Gaza, ditangkap secara sewenang-wenang oleh Israel pada Desember 2024. Tanpa tuduhan yang jelas, ia digiring ke dalam tahanan, sementara ratusan pasien yang membutuhkan bantuannya ditinggalkan tanpa kepastian.

Sungguh ironis, ketika seorang dokter yang berusaha menyelamatkan nyawa dipenjara, di belahan dunia lain, mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan penuh kehormatan menjamu Benjamin Netanyahu, pemimpin yang seharusnya bertanggung jawab atas kematian lebih dari 48.000 warga Gaza. Netanyahu, yang memimpin agresi brutal terhadap rakyat Palestina, justru disambut bak tamu terhormat, sementara mereka yang berusaha menolong korban kekejamannya malah ditindas dan dikriminalisasi.

Amerika Serikat selama ini telah menunjukkan dukungan tanpa syarat kepada Israel, bahkan ketika negara tersebut secara terang-terangan melanggar hukum internasional. Sejak lama, AS menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk menggagalkan berbagai resolusi yang mengutuk tindakan Israel. Berbagai pelanggaran hukum kemanusiaan yang dilakukan Israel diabaikan begitu saja oleh Washington. Bahkan, gugatan hukum terbaru menunjukkan bahwa Departemen Luar Negeri AS menciptakan celah yang memungkinkan bantuan militer terus mengalir ke Israel, meskipun negara tersebut jelas-jelas melanggar hak asasi manusia.

Sikap Amerika ini tidak hanya mengabaikan penderitaan rakyat Palestina, tetapi juga merusak kredibilitas hukum internasional. Bagaimana dunia bisa berbicara tentang keadilan, jika negara yang mengklaim sebagai “pemimpin dunia” justru membiarkan impunitas dan ketidakadilan terjadi secara terang-terangan? Bagaimana kita bisa berharap pada peradaban yang lebih baik jika seorang dokter yang menyelamatkan nyawa harus dipenjara, sementara seorang pemimpin perang yang bertanggung jawab atas ribuan kematian justru dijamu dengan penuh kehormatan?

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Scroll to Top