PEYORASI MAKNA RADIKAL DAN TEROR

Oleh: Dr. Riyan, M.Ag

“Hanya partai yang bewust dan sadar dan radikal bisa membikin massa menjadi bewust dan sadar dan radikal, … menjadi pelopor yang sejati di dalam pergerakan massa…,”
(Ir Soekarno, Bab “Menuju Indonesia Merdeka” dalam buku “Di Bawah Bendera Revolusi”)

Secara bahasa, istilah peyorasi menurut Buku Besar Bahasa Indonesia: Untuk SD/SMP/SMA oleh Wahya, Emawati Waridah, dan Sugi Siswiyanti (2017:80), peyorasi berasal dari bahasa Latin, yakni pejor yang artinya adalah jelek. Sedangkan pengertian peyorasi secara umum adalah perubahan makna kata yang nilai rasanya lebih rendah dari makna asalnya.

Sedangkan dalam KBBI, kata peyorasi memiliki arti sebagai perubahan makna yang mengakibatkan sebuah ungkapan yang lebih tidak enak, tidak baik, dan sebagainya. Peyorasi ini dapat terjadi apabila makna suatu kata dianggap mempunyai nilai yang lebih rendah dari sebelumnya atau memiliki konotasi yang negatif. Contoh sederhana, kata bini adalah peyorasi dari kata istri. Kata hostes, dari makna nyonya rumah menjadi pramuria bar atau klub malam.

Istilah radikalisme, berasal dari kata dasar radikal. Arti radikal adalah akar (asal katanya radix-bahasa Latin). Arti ini bersifat netral. Tetapi, pada perkembangannya, istilah radikal mengalami peyorasi. Dalam konteks Indonesia, maknanya digunakan secara sepihak oleh penjajah Belanda untuk memberikan pembingkaian negatif kepada pejuang kemerdekaan. Sekarang sering dipakai untuk melabeli mereka yang menginginkan tegaknya ajaran Islam dan kritis kepada Barat (AS).

Menurut KBBI online, arti kata teror/te·ror/ /téror/ (n-kata benda) adalah usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan. Bermakna umum tidak khusus tertuju kepada kelompok tertentu. Tetapi, terutama setelah peristiwa 9/11 (2001) berupa penghancuran menara kembar WTC di AS. Presiden Bush saat itu menjadikan peristiwa itu sebagai momen untuk menabuh genderang perang melawan teror (war on terror), dan membagi dunia menjadi dua pihak, bersama AS atau bersama teroris: either you are with us or with terrorist.

Maka arti kata terorisme identik dengan mereka yang dianggap musuh oleh AS dan banyak ditujukan kepada kelompok dan umat Islam. Seperti Hamas di Palestina, yang masuk daftar teroris versi AS. Sementara Israel tidak pernah disebut teroris, padahal melakukan genosida atas rakyat Palestina. Lebih parahnya, kata radikal dan radikalisme, oleh sebagian orang, dipaksakan terkait dengan istilah teror dan terorisme. Sehingga kata radikal dan teror mengalami peyorasi, berkembang menjadi makna negatif.

Tragisnya, dunia saat ini menyaksikan AS dan Israel melakukan kekerasan dan teror dimana-mana. Tetapi tidak disebut teroris atau radikal. Afganistan dan Irak menjadi saksi betapa berbahaya dan mengerikannya dampak klaim sepihak AS terhadap istilah terorisme dan radikalisme. Terutama akibatnya kepada kelompok dan umat Islam.

Demikian.

*Penulis Peneliti di Masyarakat Sosial Politik Indonesia – MSPI

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Scroll to Top