Mengapa Prabowo “Peduli” Kemerdekaan Israel ?

Pernyataan Prabowo pada 28 Mei 2025 dalam konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Indonesia siap membuka hubungan diplomatik dengan Israel menunjukkan sikap tidak serius, tidak sensitive, dan tidak cerdasnya pemerintah dalam menyikapi genosida yang terjadi di Palestina saat ini.

Genosida yang terjadi saat ini di Gaza seharusnya butuh sikap tegas dari seluruh pemimpin negara bahwa ini harus dihentikan segera. Sehingga semestinya berbagai pertemuan – pertemuan antara kepala negara memprioritaskan hal – hal yang praktis untuk mengakhiri penderitaan Palestina tidak sekedar mengulang – ulang narasi – narasi basi.

Ungkapan kemerdekaan Palestina, solusi dua negara adalah basa – basi diplomasi yang selama ini diulang – ulang oleh berbagai negara yang merasa mendukung Palestina. Tapi itu hanya sekedar retorika saja, tanpa ada satupun yang melangkah serius dan cerdas dalam mendukung kemerdekaan Palestina.

Respon cerdas bermakna, memahami penjajahan sebagai masalah utama dan memahami aktor – aktor yang terlibat dalam mendukung penjajahan itu. Semestinya, jika Indonesia sadar dan cerdas, siapapun yang mendukung Israel selama ini termasuk Amerika Serikat dan Prancis harus diultimatum dengan keras untuk menghentikan dukungan kepada penjajah laknat tersebut. Jika tidak berhenti, Indonesia menolak semua kunjungan bahkan memutus Kerjasama dengan negara – negara pro-penjajahan itu.

Tidak sekedar Langkah diplomatik, Indonesia juga berani melakukan boikot dan menyisir barang – barang impor yang terindikasi menguntungkan zionis dan para pendukungnya termasuk dari Amerika atau negara – negar Eropa.

Sayangnya Prabowo tidak melakukan itu di depan Macron, kecuali hanya basa basi politik saja yang tidak cerdas.

Bahasa Prabowo terkait solusi dua negara, dan ditambah ungkapan Indonesia harus mengakui hak Israel sebagai negara yang berdaulat dan berhak atas keamanan adalah sesuatu hal yang menyakitkan hati Palestina, dan rakyat Indonesia yang selama ini peduli terhadap genosida yang terjadi.

Tidak semestinya bahasa ini keluar ditengah pembantaian yang belum selesai ini. Bahkan saat gencatan senjata terjadi sekalipun. Israel mau mengakui Palestina, memberikan hak – hak warga Palestina itu adalah yang mustahil.

Tapi wajar, jika keluar bahasa yang terkesan peduli terhadap kedaulatan Israel. Selama ini juga Indonesia melakukan ekspor impor dengan Israel termasuk alat – alat pertahanan. Indonesia juga telah melakukan berbagai kerjasama baik pendidikan, pertanian, dan kesehatan dengan negara penjajah ini. Saat menjadi Menteri Pertahanan tahun 2021 juga, Prabowo melakukan pertemuan dengan perwakilan Israel di Manama, Bahrain dalam sebuah konferensi yang dianggap oleh media Israel sebagai pertemuan bersejarah untuk normalisasi Israel – Indonesia ke depan.

Bisa dipahami jika terlontar bahasa yang peduli terhadap eksistensi dan kedaulatan Israel melihat latar belakang sikap mendua Indonesia selama ini. Tapi ini jelas dan nyata pelanggaran dan pengkhianatan terhadap amanat konstitusi kita.

Hasbi Aswar

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Scroll to Top