
Dr. Riyan M.Ag (Peneliti di Masyarakat Sosial Politik Indonesia – MSPI)
Sebagai gejala sosial, radikalisme memiliki dimensi-dimensi fenomena yang komplek. Sayangnya banyak pihak sering melupakan kompleksitas tersebut dan cenderung menggunakan generalisasi yang tidak jarang bukan hanya tuna nalar tapi juga berkonsekuensi bahaya dalam praktek.
Secara kamus KBBI online (2025), istilah radikalisme: ra.di.kal.is.me /radikalismê/1. (n) paham atau aliran yang radikal dalam politik, 2. (n) paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis, 3. (n) sikap ekstrem dalam aliran politik. (n) adalah noun dalam bahasa Inggris, berarti kata benda.
Syarat definisi secara saintifik haruslah logis, mengandung aspek mencakup dan aspek membatasi. Mencakup semua hal yang terkait dengan fakta yang dimaksud. Membatasi semua hal yang bukan fakta yang dimaksud. Kalau kita perhatikan definisi KKBI yang pertama, maka kita lihat ada ketidakjelasan arti, karena radikalisme dimaknai sebagai radikal. Pertanyaannya, apa itu radikal? Tidak jelas.
Kemudian, kalau kita lihat definisi kedua, maka menjadi tidak jelas pula frasa: …dengan cara kekerasan atau drastis. Kedua kata ini tidak setara (kekerasan dan drastis). Tetapi disatukan sebagai sebuah pilihan dengan kata “atau”. Kalau mau didalami lebih lanjut, penggunaan kata “kekerasan”, apa maknanya secara hakiki? Sebagaimana kata “drastis” yang dimaksudkan itu maknanya apa?
Selanjutnya, definisi ketiga yang mencakup frasa: sikap ekstrem. Apa makna ekstrem dalam pengertian ini? Bila digunakan akan berpotensi multi tafsir. Sehingga akan menyulitkan pengguna untuk secara tepat menggunakannya agar tidak menimbulkan ketidakjelasan makna bahkan menimbulkan mispersepsi dari komunikator dan komunikan.
Bila ketiga definisi terkait istilah radikalisme tersebut tidak mencerminkan syarat definisi yang saintifik, maka tentu patut kita mempertimbangkan penggunaannya. Agar tidak terjadi potensi kesalahpahaman dan bahkan lebih jauh mengarah ke pembingkaian sosial (social framing) kelompok tertentu dengan persepsi tertentu, hanya karena gagal memahami secara utuh dan benar istilah radikalisme ini.
Demikian.